Monday, December 26, 2011

[Special Feature] Antara "Kitajima" Tatsuya dan "Himekawa" Shun part 1

Topeng Kaca
(Garasu no Kamen)
Kitajima Maya dan Himekawa Ayumi. Para penggemar manga pasti sudah tidak asing lagi dengan nama itu. Ya. Mereka adalah dua karakter dari manga populer Topeng Kaca (Garasu no Kamen) yang bersaing demi memperebutkan peran legendaris Bidadari Merah yang dahulu diperankan aktris veteran Tsukikage Chigusa.

Demi mempertajam kualitas akting, kedua gadis ini tak segan melakukan segala cara yang terkadang ekstrim. Namun di balik persaingan tersebut, sebenarnya baik Maya maupun Ayumi juga merasakan pentingnya kehadiran satu sama lain. Sosok seorang rival sekaligus sahabat.

Bingung mengapa tahu-tahu saya menyinggung komik Topeng Kaca? Percaya atau tidak, kisah persaingan Maya dan Ayumi juga bisa kita temukan di dunia hiburan Jepang (paling tidak menurut saya dan teman-teman dari Team Oguri) lho. Siapa kedua artis yang dimaksud? Tak lain tak bukan adalah...


Oguri Shun & Fujiwara Tatsuya 


Sebelum mulai menilik persaingan seperti apa yang terjadi di antara kedua aktor populer Jepang ini, mari kita simak dulu latar belakang mereka yang sedikit banyak memiliki persamaan dengan Maya dan Ayumi.






Latar Belakang

Keduanya sama-sama lahir di tahun 1982 (Fujiwara Tatsuya: 5 Mei; Oguri Shun: 26 Desember) sebagai bungsu dari tiga bersaudara. Baik Shun maupun Tatsuya memiliki satu kakak laki-laki dan satu kakak perempuan. Mirip dengan tokoh Ayumi, kedua orangtua Shun berkecimpung di dunia seni, yakni sang ayah sebagai sutradara panggung dan ibu yang mengajar balet. Sementara persamaan Tatsuya dengan Maya yaitu ia lahir dari keluarga biasa-biasa saja. Ayah Tatsuya adalah seorang pegawai kantor dengan status 単身赴任 (tanshinfunin)yang berarti ia sering ditransfer perusahaannya ke perusahaan cabang tanpa disertai keluarga. Ibu Tatsuya sendiri mengelola sebuah restoran.

Orangtua Shun memberi nama putra bungsu mereka dengan 'Shun' (旬) atas saran seorang peramal yang berpendapat nama yang berarti 'Musim' ini akan membawa berkah untuknya. Bagaimana dengan Tatsuya? Adalah sosok sang kakek yang menamainya 'Tatsuya' (竜也) dengan harapan cucunya tumbuh bagaikan seekor naga yang terbang menembus langit.

Shun dan Tatsuya sama-sama tidak menyelesaikan pendidikan SMU. Dulu Shun bersekolah di SMU Myoujou Gakuen (artis lain yang pernah menempuh pendidikan di sana antara lain Tsuchiya Anna dan Miyazaki Aoi), sedangkan Tatsuya adalah siswa Horikoshi High School (banyak artis populer pernah bersekolah di sini, misalnya Hamasaki Ayumi, Shirota Yuu dan anggota-anggota Johnny's Entertainment).

Debut Di Dunia Hiburan dan Pertemuan Pertama

Pertama kali Shun terjun ke dunia hiburan adalah saat ia duduk di bangku kelas 6 SD. Ia bergabung dengan Jidou Gekidan, teater khusus untuk anak-anak milik Toei dan beberapa kali muncul sebagai cameo. Alasan mengapa ia tertarik mendalami akting adalah demi bisa bertemu dengan aktris idolanya, Uchida Yuki. Peran remaja pertamanya adalah sebagai Yoshikawa Noboru, siswa yang selalu dianiaya dalam serial TV populer GTO (Great Teacher Onizuka) pada tahun 1998.

Setelah GTO, Shun kembali mencuri perhatian penonton lewat drama Summer Snow (2000). Penampilannya sebagai Shinoda Jun yang tuli dan polos sempat mengundang cercaan sutradara yang menganggap aktingnya terkadang berlebihan. Namun berkat drama inilah tawaran untuk bermain drama dan film lain mulai membanjir.

Dibandingkan dengan Shun, Tatsuya baru resmi berkecimpung di dunia hiburan kala berusia 15 tahun. Bulan Maret 1997. Saat itu Tatsuya yang sedang menghabiskan waktu luang di daerah Ikebukuro. Tokyo, bertemu dengan seorang staf wanita agensi Horipro yang menawarinya ikut audisi pertunjukan teater Shintokumaru. Sebenarnya Tatsuya sudah gugur di audisi babak pertama karena insiden konyol pemasangan pasfoto di formulir audisinya (seharusnya foto seluruh badan). Tapi berkat bantuan staf wanita yang menawarinya ikut audisi (Tatsuya memanggilnya dengan 'Kodama-san), Tatsuya berhasil melaju hingga ke babak 5 Besar dan terpilih sebagai pemeran Shintokumaru. Peran ini sekaligus awal kerjasama Tatsuya dengan sutradara panggung kawakan Ninagawa Yukio. Ia banyak menerima pujian dari masyarakat Jepang dan luar negeri, khususnya setelah lakon ini ditampilkan di Barbican Centre, London. "Meskipun usianya baru 15 tahun, Tatsuya telah menunjukkan tanda-tanda seorang aktor jenius," demikian salah satu pujian untuk Tatsuya.

Pertemuan pertama Shun dan Tatsuya terjadi di drama Sore ga Kotae da! (1997). Mereka sering pulang bareng naik kereta dan Shun sempat dibuat kesal karena Tatsuya berkata ia tinggal di Ebisu (nama distrik di Tokyo yang terkenal dengan butik, toko-toko kue terkenal) dengan gaya (yang dianggap Shun sombong). Tentu saja hal itu dibantah Tatsuya :D


Episode kocak lainnya terjadi saat syuting GTO. Rekan mainnya, Tokuyama Hidenori, suatu hari dijadwalkan mengikuti wawancara satu majalah idola bersama Tatsuya yang datang ke lokasi syuting GTO. Melihat Tatsuya yang saat itu sudah populer, Shun merasa minder. "Sosok Tatsuya ketika datang terlihat bagaikan bersinar-sinar," kenang Shun. "Aku jadi malu sampai tidak memberi salam. Keesokan harinya, aktor Yamazaki Yuuta yang juga satu agensi dengan Tatsuya menyampaikan pesan seperti ini: "Shun, kemarin aku ditelepon Tatsuya. Katanya dia mau menghajarmu."


Ingat film Battle Royale (2000) yang melambungkan nama Tatsuya? Apakah kalian tahu kalau ternyata Shun juga mengikuti audisi film itu untuk peran Nanahara Shuya? Tapi sebagaimana sudah diketahui, Tatsuya-lah yang berhasil merebut peran itu setelah menyingkirkan 800 orang saingan. Dari rekan-rekan lain yang juga mengikuti audisi, Shun sempat mendengar gosip kalau Tatsuya tidak begitu menyukai dirinya. 


Sepanjang rentang tahun 2000 hingga 2003, Shun mulai sering datang menonton pertunjukan teater Tatsuya. Rupanya diam-diam ia sudah menjadi fans Tatsuya. Dalam sebuah wawancara di tahun 2010. Shun bahkan mengaku ia adalah "Tatsuya Freak" dan selalu merekam setiap penampilan Tatsuya di televisi. Bisa dibayangkan betapa leganya Shun ketika suatu kali ia datang ke balik panggung dan Tatsuya yang baru saja mandi selepas pentas 'Elephant Man' menyambutnya dengan ramah. Mungkin saat itu Shun berpikir, "Untung aku tidak jadi dihajar Tatsuya, ya." :D


'Hamlet' dan Ninagawa Yukio

Musim gugur tahun 2003. Untuk pertama kalinya Shun dan Tatsuya tampil bersama di satu panggung. Bukan main-main, lakon yang dipentaskan adalah Hamlet karya William Shakespeare! Ini adalah pertama kalinya Shun bekerjasama dengan Ninagawa Yukio, 'ayah' Tatsuya di dunia teater. Ia kebagian peran sebagai Fortinbras, seorang pangeran dari Kerajaan Denmark. Sepanjang sejarah pementasan Hamlet, tokoh ini hanya muncul beberapa menit. "Fortinbras memang tokoh penting, tapi ia hanya muncul di pertengahan dan akhir cerita. Paling-paling cuma 10 menit," kenang Shun. 


Walau hanya tampil sebentar, penampilan Shun mendapat pujian dari Ninagawa-sensei sebagai "Akting yang memiliki sentuhan modern." Sebaliknya dengan Tatsuya. Sejak awal penunjukkannya sebagai Hamlet sudah mengundang pro dan kontra, terutama karena usianya yang dianggap masih terlalu muda. Tahu anak didiknya merasa tertekan, Ninagawa berusaha membangkitkan semangat Tatsuya dengan berkata: "Memang banyak orang yang mengharapkan pentas ini gagal. Tapi ayo kita hadapi bersama!" Tatsuya bahkan sampai tidak bisa tidur karena yang ada di kepalanya hanya Hamlet, Hamlet dan Hamlet. Kontan ulahnya ini memancing tawa sang guru.


Sahabat? Ya. Rival? Ya

Pentas Hamlet semakin mendekatkan hubungan Shun dan Tatsuya. Bagi Shun ini juga merupakan awal penempaan dirinya sebagai aktor teater di bawah bimbingan Ninagawa Yukio. Mungkin kalau di Topeng Kaca, Ninagawa-sensei itu versi laki-laki dari Tsukikage Chigusa ya...


Masa Penempaan

Setelah Hamlet berakhir, Shun dan Tatsuya kembali pada kesibukan masing-masing. Pada bulan Januari 2004, Shun menonton pertunjukan Titus Andronicus dan terpesona oleh akting Yoshida Kotaro sebagai Titus. Ia memohon pada Ninagawa supaya diizinkan memerankan Aaron, tapi malah direkrut untuk tampil dalam As You Like It sebagai Orlando. Lakon teater ini terbilang unik karena semua pemerannya adalah laki-laki. Rosalind, kekasih Orlando, diperankan oleh Narimiya Hiroki. Di sinilah Shun mulai mempelajari teknik pernafasan ala teater yang baik dan benar. Bahkan sampai sekarang Shun mengaku ia masih lemah dalam hal ini.

Impian Shun bermain dalam Titus akhirnya terwujud di tahun 2006. Tak tanggung-tanggung, Ninagawa memboyong pertunjukan ini ke Inggris, negeri kelahiran Shakespeare! Penampilan Shun sebagai Aaron mengundang decak kagum dan pujian dari para kritikus. Ninagawa berkomentar, "Kemampuan Shun menggabungkan teknik akting klasik dengan akting modern adalah senjata pamungkasnya."

Oguri Shun dalam
Caligula (2007)
Gebrakan terbesar Shun dalam dunia teater terjadi pada tahun 2007 lewat pentas Caligula. Aktingnya sebagai Caligula, sang Kaisar Roma yang tindakannya selalu memicu kontroversi menimbulkan rasa kagum penonton dan rekan-rekan sesama artis, terutama Tatsuya dan Suzuki Anne. Namun semua pencapaian itu tidak semudah membalik telapak tangan. Selama sesi latihan, Shun dibuat pusing tujuh keliling karena ia juga harus membagi waktu untuk pentas ulang As You Like It dan syuting dorama Hanazakari no Kimitachi e

Melihat Shun yang kewalahan, Ninagawa-sensei memberi izin padanya untuk membawa naskah, suatu hal yang biasanya tidak pernah diperbolehkan. Bahkan dengan keleluasan itu, Shun baru bisa menyentuh naskah Caligula beberapa hari sebelum pentas! Pernah menonton dokumentasi Jounetsu no Tairiku? Shun sampai merasa perlu pergi ke taman umum di dekat apartemennya dan membaca naskah Caligula di sana dengan bantuan penerangan lentera. Mengapa tidak berlatih di rumah? "Aku takut perhatianku teralih pada acara TV dan lainnya," terang Shun.
Fujiwara Tatsuya
dalam Orestes (2006)

Apa kabar Tatsuya? Pada tahun 2006 ia tampil di drama panggung Orestes yang diakui sebagai salah satu pentas terberatnya. Latihan fisik berat harus dijalaninya, dibarengi kritikan keras Ninagawa seperti, "Keluarkan suara dari perut!", "Jangan hanya sekedar menarik nafas ringan, tarik yang dalam!" dan sebagainya. Adegan hujan dalam naskah diwujudkan Ninagawa dengan benar-benar menyiram panggung dengan hujan buatan. Bisa dibayangkan 'derita' Tatsuya. Sudah sekujur tubuhnya gemetar kedinginan dan sering terpeleset, ia masih harus mengeluarkan suara keras melebihi hujan.

Sepertinya saat itu baik Shun dan Tatsuya belum tahu bahwa semua tempaan tersebut kelak akan menjadi bekal mereka saat pertemuan berikutnya di atas panggung.


Bersambung


Ditulis oleh Micchan
Sumber: Oguri Shun Sekinin Henshuu ~Shunkan Oguri~; Ninagawa Yukio no Keikoba kara, Wikipedia Japan
Kredit gambar: DramaWiki, myspace.com, Japan Foundation



1 comment:

  1. menunggu dengan sangat kolaborasi mereka diatas panggung lagi..........

    ReplyDelete